ha?


Perihal memperjuangkan sesuatu selayaknya tidak akan pernah mudah.
Apalagi menjadi orang yang tercatat paling pertama.
Awalnya tidak ada yang menggubris betapa yang diperjuangkan itu penting.
Mungkin bagiku itu penting, tapi tidak bagi orang lain.
Pun tidak dapat dipaksa. Menginjeksi nilai pun tidak ada dalihnya.

Orang lain hanya setengah seperempat hati
Memandang perjalananmu hanya dengan sudut mata.
Sampai akhirnya mereka merasa sendiri, hal yang sama menghujam mereka.
Lalu mereka mulai mencari lagi tulisanku yang memperjuangkan hal serupa.
Membolak-balik kertas tulisanku membabi buta.
Kertasku tersayang pun koyak, namun tidak begitu penting bagi mereka.
Yang utama hanyalah menemukan tulisanku yang dulu mereka hina.
Atau didukung sekenanya saja.

Tulisan ditemukan, gagasanku mereka perkosa.
Dipilah yang layak jual, dipilih yang sesuai saja.
Mereka puja dan selalu dibawanya serta.
Pembenaran duka dan pengelolaan lara.
Maka mereka sebut milikku itu teori.
Mereka perbaharui dan hilanglah yang asli.



Aku sendiri lagi.


Kalian sebut tidak ada yang terlambat.
Tapi memang akan terlambat setelah aku sepi dan mati.
Suatu hari nanti.
Ketika akhirnya kalian mengetahui.
Dan tak dapat kalian pertanyakan lagi apa maksudku yang murni.



Ruang tamu, 13.34
Pk 13.34


Karena tidak ada yang tahu kebenaran yang sejati.
Karena tidak ada yang tahu siapa saja nabi yang palsu.

Filsuf-filsuf yang lahir hanya untuk didatangi sepi, kalian tidak sendiri.

Comments

Popular Posts