Tetap Berenang-Renang
Kamu mungkin tidak pernah merasa hidupmu digadai dengan doa,
seperti apa yang kurasa. Yang kamu tahu, hidup berjalan begitu saja, tanpa ada
kejanggalan yang cukup pantas untuk kau cerna. Rencanamu berjalan lancar meski
banyak batu berlomba menjegalmu. Tak satupun yang sanggup masuk ke sela-sela
jari kakimu. Iringan daras menjalin kasut dan ujung jubahmu, memilin nasib yang
terus saja begitu. Batu bukan penentu.
Dan apalah aku. Ikan kecil di arus yang menderu. Mencoba
bertahan pun aku tak mampu, melawan deras alunan beban yang mereka lafalkan
atas dirimu. Meski mungkin bagimu itu bukan beban, melainkan tanggapan atas
mimpi dan kemantapan. Namun mengapa aku merasa iba?
Aku hanya punya geliat untuk hidup yang mungkin beda
maknanya untukmu. Aku hanya punya tubuh dengan sekelumit ingin untuk berenang
melawan arus, menyentuh ujung jubahmu, lalu merangkak masuk kantongmu. Namun
aku hanya ikan kecil. Bahkan tak berdaya menghirup nafas dalam gelombang air
yang mengusungmu. Setiap bulir air, semuanya patuh padamu. Lalu siapalah aku?
Air.. tak adakah yang bersedia mengantarku?
30 Mei 2012,
Pk. 00.39
Pk. 00.39
Comments
Post a Comment