Laju Kereta yang (lagi-lagi) Terlalu Cepat
KRL Jabodetabek telah direvitalisasi.
Tarifnya menjadi lebih murah, lajunya kian pasti dan cepat. Semua jalur terintegrasi. Komprehensif, serba praktis, seba rapi dan tidak dapat diinterupsi. Pengamen tidak dapat naik ke gerbongnya. Pengemis tidak mendapat jatah lahan untuk bekerja.
Kios-kios (dijanjikan) akan direlokasi ke lapak buatan pemda.
Saya merasa nyaman, saya membayar murah, saya tiba di tujuan lebih cepat. Saya berpikir praktis, saya merasa lebih tenang.
Di sisi, lain, waktu menunggu kedatangan kereta bukan lagi pengalaman menyenangkan dan hangat. Peron tampak dingin, menyisakan puing-puing sisa masa lalu. Menyisakan buliran keringat para pedagang yang telah tinggal di situ, puluhan tahun lalu. Pemulung di sebelah luar teralis stasiun hanya termangu, terpaku pada gelas kemasan air mineral yang tergeletak di dalam peron.
Tidak, kali ini saya tidak nyaman menanti kedatangan kereta.
Mungkin revitalisasi KRL Jabodetabek ini ialah penanda dalam fase hidup saya.
Saya pun tengah dibawa laju revitalisasi hidup. Diangkut kereta baru yang membawa saya ke lokasi yang tak saya tahu. Begitu cepat, begitu praktis, tidak dapat diinterupsi.
Laju ini menyiksa. Perubahan ini berlangsung terlalu menyergap. Transisi ini terjadi begitu cepat. Bahkan sebelum saya sempat mengerjap.
Kereta juga terjadi di hari-hari saya. Perubahan laku, giat, dan status. Perubahan sikap, busana, dan sekedar nama. Namamu, namaku, namanya, nama mereka.
Kereta kehidupan, aku nyaman sesekali, namun terlunta seringkali.
Derumu mengagetkan. Pengumumanmu kuabaikan. Tidak adakah kau menyempatkan diri mengajakku perlahan?
Tidak adakah kau melowongkan diri mengajak serta kemanusiaan? Mengapa kau tidak mengangkut serta peminta yang termangu lesu minta pekerjaan?
Mengapa kau tidak membiarkanku membawa hatiku yang selalu meminta untuk tidak diabaikan.
Diabaikan oleh hiruk pikuknya laju perubahan.
...perubahan selalu minta korban. pedagang kaki lima, pengemis, mereka semua yang terlunta.
saya juga.
dipaksa manut pada sistem daur.
daur perubahan yang membuat saya hanya bisa termangu.
gigit jari di balik teralismu.
ya. kamu.
yang sedang asyik dengan peran barumu.
28 Juli 2013
12:23
Comments
Post a Comment