Aktif dan Pasif



Krup      : Aku pilih aktif!

Beng      : Ah! Lebih enak terima beres.

Krup      : Yakin?

Beng      : Yaiyalah! (Mengangkat kepalanya dan jemarinya. Matanya menerawang sambil berpikir, menyebutkan satu persatu kata kerja sembari dihitungnya perlahan dengan jari) Disayang-dimanja-diperhatikan-ditraktir-didoakan-dipeluk! Ya kan? Enak kan?

Krup      : (Mengernyit) Siapa bilang selalu enak. Kalau difitnah-dibakar-dibunuh-disantet?

Beng      : Tetep dong. Kita tetap menjadi pihak yang tersiksa sekaligus menang. Minimal kita bisa berakting layaknya korban lahh.. innocent! Pubilk akan berpihak pada kita!

Krup      : (Diam)

Beng      : (Menghentikan makannya, lalu memperhatikan Krup yang terdiam)

Krup      : ......kalau dikorbankan?

Beng      : ......

Krup      : ......

Beng      : (Menggaruk-garuk kepalanya kebingungan sembari berlumuran sayur krecek)

Krup      : (Menengok ke arah Beng dengan tatapan kosong) Buruk kan?

Beng      : ......

Krup      : (Kali ini fokus menatap Beng sambil mendelikkan mata lekat-lekat.) Iya kan??

Beng      : ...... (Menatap Krup memelas)

Krup      : (Mulai kesal, lalu beranjak dari bangku panjang) AHHH!! Kau ini!

Beng      : (Kaget melihat Krup akan meninggalkannya) Yaa............itu sulit!! Implikasin dibebankan pada pihak pasif.

Krup      : HA! Kutambah lagi sekarang! Pikirkan ini untuk pekerjaan rumahmu! Mana yang lebih baik: dikorbankan atau dipilih? (Berbicara sambil lalu sembari menghabiskan minumannya, lalu meninggalkan meja makan)

Beng      : (Tambah bingung) .....................................





Aku mau merelakan diriku dikorbankan, bukannya dikorbankan tanpa sepengetahuanku.
Aku ingin punya pilihan seluas dirimu. Lalu memilihmu.





-widha
5 September 2011
00:50



Comments