Ketahuilah
Kau bertanya sekali waktu.
Apa yang telah terjadi padaku.
Dengan enggan malah kau tatap lantai batu.
Menghindar menatap buliran lelah yang menetes dari mataku.
Aku tak menjawab.
Jika kau menghindar, mengapa harus kau tanya diriku.
Kau bertanya dua kali waktu.
Pertanyaan serupa.
Apa dan mengapa.
Jawabku tetap sama.
Tidak apa-apa. Hanya membiarkan diri ini bertugas semestinya.
Kau bertanya lebih dari dua kali waktu.
Pada kesempatan ini hampir saja runtuh.
Tubuh terantuk, menyesak di ruang antar tulangmu.
Ingin kutinggalkan segenap di sana dan cecaplah sendiri apa yang tengah kurasa.
Aku hanya tak bertemu.
Pada analogi yang menyimbolkan dukaku.
..kini ketahuilah.
sesungguhnya
tidak ada yang tidak terkait dirimu.
tapi tak akan bisa kau pahami.
Apa yang telah terjadi padaku.
Dengan enggan malah kau tatap lantai batu.
Menghindar menatap buliran lelah yang menetes dari mataku.
Aku tak menjawab.
Jika kau menghindar, mengapa harus kau tanya diriku.
Kau bertanya dua kali waktu.
Pertanyaan serupa.
Apa dan mengapa.
Jawabku tetap sama.
Tidak apa-apa. Hanya membiarkan diri ini bertugas semestinya.
Kau bertanya lebih dari dua kali waktu.
Pada kesempatan ini hampir saja runtuh.
Tubuh terantuk, menyesak di ruang antar tulangmu.
Ingin kutinggalkan segenap di sana dan cecaplah sendiri apa yang tengah kurasa.
Aku hanya tak bertemu.
Pada analogi yang menyimbolkan dukaku.
..kini ketahuilah.
sesungguhnya
tidak ada yang tidak terkait dirimu.
tapi tak akan bisa kau pahami.
19 September 2011
Comments
Post a Comment