Rute Kamu - Aku
Sekali lagi kita berjalan di rute itu.
Memandangi trotoar dan batu-batuan kerikil mengganjal di alas kaki.
Bau-bauan selokan adalah hal biasa, temani kamu dan aku.
Berdua saja.
Riuh klakson dan decitan roda mobil ikut menjadi musik.
Melatarbelakangi raungan hatiku, deru sakitku.
Dan kau hanya diam.
Entah mendengar, entah berpikir, entah ingin melarikan diri.
Sesekali kita saling pandang.
Sesekali pula airmataku ini ingin renggut dirimu, hingga basah rambutmu.
Atau menyusup masuk rongga dadamu, mengetuk pintu hatimu, lalu membuatnya kuyup.
Supaya kau tahu.
Supaya kau rasa.
Supaya kau ikut menyelam bersama basah ini.
Pedih ini.
Kita berjalan beriringan.
Tapi kurasa sendiri.
Berkecamuk nyeri dan rasanya ingin mati.
Sekali lagi, kau boleh tertawa.
Tapi sungguh aku tak butuh tanggal itu.
Aku bisa undur diri bila kalian semua mau.
Sekali lagi kita meniti rute itu.
Dua tahun lalu sejarah tertanam di situ.
Terurai luka dan suka ketika janji dan tanya terungkap.
Kini rute yang sama.
Tanggal yang sama.
Mataku tak berniat istirahat.
Terus basah, membantuku menunjukkannya padamu.
Namun kau tetap diam.
Diam.
Diam..
Diam...
Kukatakan pada kakiku.
Jatuhlah saja kau, jangan kau malu.
Jangan berupaya tegar.
Supaya kamu tahu..
Dua tahun lalu sejarah tertanam di situ.
Terurai luka dan suka ketika janji dan tanya terungkap.
Kini rute yang sama.
Tanggal yang sama.
Mataku tak berniat istirahat.
Terus basah, membantuku menunjukkannya padamu.
Namun kau tetap diam.
Diam.
Diam..
Diam...
Kukatakan pada kakiku.
Jatuhlah saja kau, jangan kau malu.
Jangan berupaya tegar.
Supaya kamu tahu..
“..hampir habis dayaku... membuktikan padamu, ada cinta yang nyata...” (Dee)
Selamat tanggal 23, sayangku..
Kamar, 24 Agustus 2011
Pk. 2.17
Kamar, 24 Agustus 2011
Pk. 2.17
Comments
Post a Comment